Sebuah buku yang berjudul "Perjalanan Seorang: Musafir", judul aslinya The Pilgrim's Progress, karya John Bunyan, mengisahkan tentang bagaimana awal perjalanan seorang laki-laki yang berusaha untuk mencari jalan keselamatan yang kekal, sampai dia pun menemukannya. Dia harus mengalami penolakan dari keluarga dan orang-orang di kota tempat tinggalnya. Dalam perjalanan hidupnya, dia menemukan banyak penyesat, godaan, halangan yang berusaha menyerongkan dia dari perjalanannya menuju keselamatan yang kekal. Namun, meskipun begitu banyak godaan atau tantangan yang berusaha untuk memalingkannya, dia tetap berjalan, dan tidak menghiraukan semua itu, bahkan berjuang melawan hal-hal tersebut. Fokus dia tetap kepada tujuan utamanya, yaitu keselamatan, bukan kepada yang lain. Musafir adalah seorang yang bepergian meninggalkan negerinya selama tiga hari atau lebih, juga disebut pengembara. Biasanya seorang musafir tidak mau berhenti berlama-lama di suatu tempat sebelum mencapai tujuannya. Kalau sudah menemukan tempat yang dia tuju, dia akan segera melepaskan dahaga dan keletihannya. Sedikit mirip dalam kehidupan kita sebagai orang percaya yang berada di dunia yang hanya sementara ini. Kita akan sangat merindukan tempat istirahat yang kekal, yaitu sorga yang mulia. Sangat banyak liku-liku kehidupan kita sebagai orang percaya di dunia ini. Bisa saja kita diumpamakan seperti seorang musafir yang berkelana untuk mencapai suatu tujuan. Namun perbedaannya, kita di sini bukanlah sebagai orang yang berkelana yang masih mencari-cari arah tujuan, melainkan tujuan dan arah kita sudah jelas dan pasti, yaitu Kerajaan Sorga yang kekal. Meskipun di dalam perjalanan kita untuk mencapainya banyak tantangan yang akan kita hadapi. Perjalanan kita di dunia ini tidak sia-sia, karena firman Tuhan telah memberikan kita jaminan bahwa setiap usaha, jerih payah kita di dunia ini akan ada upalnya. Kata "berbahagialah" (Why 14:13) yang diterjemahkan dari bahasa Yunani makarios, bisa berarti "diberkatilah". Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang hidupnya di dalam persekutuan dengan Tuhan, bahkan sampai pada akhir hayatnya, ia akan mendapatkan imbalan atau kasih karunia dari Tuhan. Hanya saja Tuhan tidak pernah berjanji bahwa perjalanan hidup kita akan mulus-mulus saja. Tetap ada tantangan, cobaan, bahkan mungkin penderitaan. Tantangan, cobaan, bahkan penderitaan di dalam mengikut Kristus, merupukan bagian integral dari perjalanan kita menuju tanah air yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, jangan heran kalau kita menghadapi hal-hal tersebut dan jangan putus asa. "Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus." (Why 14:12)